Home » » Impliklasi Pembelajaran IPS Terpadu

Impliklasi Pembelajaran IPS Terpadu

1. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial
Ilmu Pengetahuan Soaial (IPS) merupakan integrasi dari berbagai cabang disiplin ilmu sosial seperti misalnya : sejarah, geografi, ekonomi, sosiologi/antropologi dan sebagainya. Disiplin ilmu tersebut mempunyai keterpaduan yang tinggi karena geografi memberikan wawasan yang berkenaan dengan wilayah-wilayah, sejarah memberikan wawasan tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa lampau, ekonomi memberikan wawasan tentang berbagai macam kebutuhan manusia dan sosiologi/antropologi memberikan wawasan yang berkenaan dengan nilai-nilai, kepercayaan, struktur social dan sebagainya.

2. Konsep Pembelajaran Terpadu dalam Ilmu Pengetahuan Sosial
Model pembelajaran terpadu pada hakekatnya merupakan sistem pendidikan yang memungkinkan peserta didik baik secara individual maupun kelompok aktif mencari, menggali dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip secara holistik dan otentik (Depdikbud, 1996:3). Pada pendekatan pembelajaran terpadu, program pembelajarannya disusun dari berbagai cabang ilmu dalam rumpun ilmu sosial. Pengembangan pembelajaran IPS terpadu dapat mengambil topik dari salah satu cabang ilmu tertentu kemudian dilengkapi, diperdalam dan diperluas dengan cabang-cabang ilmu yang lain. Misalnya topik “Kegiatan Ekonomi Penduduk”. Kegiatan ekonomi penduduk dapat ditinjau dari kondisi fisik-geografi yang tercakup dalam ilmu Geografi. Secara sosiologis, kegiatan ekonomi penduduk dapat mempengaruhi interaksi sosial dalam masyarakat. Secara historis dari waktu ke waktu kegiatan ekonomi penduduk selalu mengalami perubahan. Salah satu keterpaduan yang bisa dilakukan guru (sesuai dengan filosofi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) adalah memadukan Kompetensi Dasar.

3. Implikasi Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Terpadu
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) terpadu merupakan salah satu mata pelajaran yang ada dalam struktur Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada jenjang Sekolah Menengah Pertama. Sebagai sebuah mata pelajaran yang “baru” tentu belum semua pihak yang terkait dengan pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) khususnya guru, paham akan implikasi atau hal-hal yang terkait dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam pembelajaran IPS terpadu. Melalui penulisan makalah ini penulis mencoba untuk membahas hal-hal yang terkait dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial terpadu tersebut. Hal-hal yang terkait dalam pembelajaran IPS terpadu tersebut adalah :

3.1 Guru
Oleh karena pembelajaran IPS Terpadu merupakan gabungan antara berbagai disiplin ilmu-ilmu sosial, yang biasanya terdiri atas beberapa mata pelajaran seperti Geografi, Sosiologi/Antropologi, Ekonomi, dan Sejarah, maka dalam pelaksanaannya tidak lagi terpisah-pisah melainkan menjadi satu kesatuan. Hal ini memberikan implikasi terhadap guru yang mengajar di kelas yakni guru harus mampu menguasai dan mengintegrasikan seluruh ilmu-ilmu sosial tersebut.. Seyogianya guru dalam pembelajaran IPS terpadu dilakukan oleh seorang guru mata pelajaran, yakni Guru Mata Pelajaran IPS. Di sekolah pada umumnya dan Perkumpulan Strada pada khususnya guru-guru yang tersedia terdiri atas guru-guru disiplin ilmu seperti guru Geografi, Sosiologi/Antropologi, Ekonomi, dan Sejarah. Guru dengan latar belakang tersebut tentunya sulit untuk beradaptasi ke dalam pengintegrasian disiplin ilmu-ilmu sosial, karena mereka yang memiliki latar belakang Geografi tidak memiliki kemampuan yang optimal pada Ekonomi dan Sejarah. Begitu pula sebaliknya, guru yang berlatar belakang ilmu ekonomi juga tidak memiliki kemampuan yang optimal pada ilmu sejarah dan geografi. Meskipun demikian pembelajaran IPS terpadu pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan juga bisa dilakukan oleh beberapa guru secara bersama-sama, hal tersebut disesuaikan dengan keadaan guru dan kebijakan sekolah masing-masing. Untuk itu pembelajaran IPS terpadu bisa dilakukan dengan dua cara yaitu : 1) team teaching dan 2) guru tunggal, dimana masing-masing mempunyai kelemahan dan kelebihannya sendiri-sendiri.

3.1.1 Team Teaching
Pembelajaran terpadu dalam hal ini diajarkan dengan cara team; satu topik pembelajaran dilakukan oleh lebih dari seorang guru. Setiap guru memiliki tugas masing-masing sesuai dengan keahlian dan kesepakatan. Kelebihan sistem ini antara lain adalah: (1) Pencapaian Kompetensi Dasar pada setiap topik akan lebih efektif karena dalam tim terdiri atas beberapa guru yang ahli dalam bidangnya masing-masing. (2) Pengalaman dan pemahaman peserta didik akan lebih kaya daripada dilakukan oleh seorang guru karena dalam satu tim dapat mengungkapkan berbagai konsep dan pengalaman yang dilakukan dengan berbagai strategi pembelajaran. Kelemahan dari sistem ini adalah : (1) Jika tidak ada koordinasi yang solid, maka setiap guru akan saling mengandalkan sehingga pencapaian Kompetensi Dasar akan sulit tercapai. (2) Pihak sekolah akan kesulitan dalam mengatur jadual pelajaran karena dalam satu mata pelajaran diajarkan oleh beberapa guru sekaligus.

3.1.2 Guru Tunggal
Pembelajaran IPS terpadu yang dilakukan oleh satu guru merupakan hal yang ideal dilakukan. Hal ini disebabkan karena IPS merupakan satu mata pelajaran yang berdiri sendiri meskipun terdiri dari berbagai disiplin ilmu. Kelebihan dari pembelajaran IPS terpadu yang dilakukan oleh satu guru adalah : (1) guru dapat merancang skenario pembelajaran sesuai dengan topik yang ia kembangkan dan strategi pembelajaran yang ia kuasai tanpa konsolidasi terlebih dahulu dengan guru yang lain, (2) oleh karena tanggung jawab dipikul oleh seorang diri, maka potensi untuk saling mengandalkan tidak akan muncul. Namun demikian, terdapat beberapa kelemahan dalam pembelajaran IPS terpadu yang dilakukan oleh guru tunggal, yakni: (1) oleh karena mata pelajaran IPS terpadu merupakan gabungan dari berbagai bidang studi, sedangkan guru-guru yang tersedia merupakan guru bidang studi sehingga sangat sulit untuk melakukan penggabungan terhadap berbagai bidang studi tersebut, (2) seorang guru bidang studi geografi tidak menguasai secara mendalam tentang sejarah dan ekonomi sehingga dalam pembelajaran IPS terpadu akan didominasi oleh bidang studi geografi, begitu juga seorang guru bidang studi ekonomi tidak menguasai secara mendalam terhadap materi/bahan ajar sejarah dan geografi begitu dan seterusnya. Selain penguasaan materi, penyusunan dan pengembangan berbagai pengalaman belajar maupun berbagai strategi pembelajaran juga harus dikuasai oleh guru. Masalah ini menjadi sangat penting karena pada dasarnya, semua anak memiliki potensi untuk mencapai kompetensi. Kalau sampai mereka tidak mencapai kompetensi, hal itu bukan lantaran mereka tidak memiliki kemampuan untuk itu, tetapi lebih banyak akibat mereka tidak disediakan pengalaman belajar dan strategi pembelajaran yang cocok dengan keunikan masing-masing karakteristik individu. Hal ini juga dirasakan oleh penulis yang berlatar belakang pendidikan sejarah merasa kurang optimal dalam penguasaan materi/bahan ajar maupun penyusunan strategi pembelajaran untuk ilmu sosiologi dan ekonomi.

3.2 Materi / Bahan Ajar
Bahan ajar adalah seperangkat materi yang disusun secara sistematis baik tertulis maupun tidak sehingga tercipta lingkungan/suasana yang memungkinkan siswa untuk belajar (Ilham Anwar, 2007:3). Bahan ajar memiliki peran yang penting dalam setiap pembelajaran termasuk dalam pembelajaran IPS terpadu. Oleh karena pembelajaran terpadu pada dasarnya merupakan perpaduan dari berbagai disiplin ilmu yang tercakup dalam ilmu-ilmu sosial, maka implikasinya dalam pembelajaran diperlukan bahan ajar yang lebih lengkap, komprehensif dan mampu memandu siswa dalam membangun pemahaman dan kompetensinya dibandingkan dengan pembelajaran monolitik. Dalam satu topik pembelajaran, dalam hal ini, diperlukan sejumlah materi/bahan ajar yang sesuai dengan jumlah Standar Kompetensi yang merupakan jumlah bidang studi yang tercakup di dalamnya. Keberhasilan seorang guru dalam melaksanakan pembelajaran terpadu tergantung pada wawasan, pengetahuan, pemahaman, dan tingkat kreativitasnya dalam mengelola bahan ajar. Semakin lengkap bahan yang terkumpulkan dan semakin luas wawasan dan pemahaman guru terhadap materi tersebut maka berkecenderungan akan semakin baik pembelajaran yang dilaksanakan. Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang berfilosofi konstruktivisme dibutuhkan sebuah materi/bahan ajar yang kontekstual dan mampu memandu siswa untuk membangun pemehaman dan kompetensinya, sehingga materi yang disajikan hendaknya diikuti dengan kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan siswa dalam rangka membangun pemahaman dan kompetensi tersebut (Nurhadi, 2004 : 213).

3.3 Sarana Prasarana
Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), sarana dan prasarana yang harus tersedia dalam pembelajaran IPS Terpadu pada dasarnya relatif sama dengan pembelajaran yang lainnya, hanya saja dalam pembelajaran IPS terpadu memiliki kekhasan tersendiri dalam beberapa hal. Misalnya dalam pembelajaran IPS Terpadu, guru harus mampu memilih secara jeli media yang akan digunakan, dalam hal ini media tersebut harus memiliki kegunaan yang dapat dimanfaatkan oleh berbagai bidang studi yang terkait dan mampu membantu siswa dalam membangun pemehaman dan kompetensinya. Dalam pembelajaran IPS terpadu yang berfalsafahkan konstruktivisme sarana prasarana memegang peranan yang sangat penting dan strategis mengingat sumber-sumber belajar yang mampu memberikan pengalaman nyata dan langsung kepada siswa sulit dibawa kedalam kelas. Misalnya, kalau guru ingin meningkatkan pemahaman siswa tentang liku-liku sidang tahunan MPR khususnya tentang cara MPR membuat keputusan atau cara MPR menilai pidato pertanggungjawaban presiden, maka siswa perlu dibawa ke gedung MPR untuk mengamati secara langsung sidang MPR tersebut. Bagaimana dengan siswa yang berada di luar Jawa ? tentu sulit untuk mewujudkannya. Untuk itu guru dalam pembelajaran ini diharapkan dapat mengoptimalkan sarana prasarana yang tersedia untuk mencapai tujuan pembelajaran IPS Terpadu.

KESIMPULAN
1. Kesimpulan
Terciptanya sebuah pembelajaran yang efektif, efisien dan menyenangkan tentu merupakan harapan bagi semua pihak yang terkait dengan dunia pendidikan. Kenyataan di lapangan bahwa hal tersebut (pembelajaran yang efektif, efisien dan menyenangkan) tidak secara otomatis terwujud meskipun satuan pendidikan sudah melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Penulis berpendapat bahwa hal ini terjadi karena :
1.1 Belum seluruh implikasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) khususnya implikasi pembelajaran IPS terpadu mampu dilaksanakan oleh Satuan Pendidikan.
1.2 Guru IPS yang ada berasal dari berbagai bidang studi ilmu sosial yang berdiri sendiri.
1.3 Kemampuan guru untuk menyusun strategi pembelajaran yang efektif, efisien dan menyenangkan belum optimal.
1.4 Belum tersedianya bahan ajar (buku teks) yang benar-benar sesuai dengan KTSP.
Penulis berkesimpulan bahwa pembelajaran IPS terpadu akan terlaksana dengan baik bila hal-hal tersebut diatas segera diatasi.

DAFTAR PUSTAKA
Departemen Pendidikan Nasional. 2006. Pembelajaran yang Efektif, Efisien dan Menyenangkan, http://www.depdiknas.go.id/
Departemen Pendidikan Nasional. 2006. Pembelajaran IPS Terpadu, http://www.depdiknas.go.id
Mulyasa, E. 2006 Kurikulum yang Disempurnakan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Mulyasa, E. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Nurhadi. 2004. Kurikulum 2004 Pertanyaan dan Jawaban. Jakarta: Grasindo


0 komentar: